Short Introduction and Partake in The Group
Akhir April sampai awal Mei 2024 adalah waktu yang sangat mengesankan bagiku karena berkesempatan mewakili Sahabat Kapas menjadi fasilitator dalam kegiatan Overseas Practice Engagement (OPE) yang dilaksanakan oleh Yayasan Kota Kita bekerjasama dengan The Barlett Development Planning Unit (DPU) University College London (UCL). OPE merupakan kegiatan tahunan dari Yayasan Kota Kita dan DPU UCL dimana pada tahun ini, mereka bekerja sama dengan Catalytic Action dari Lebanon untuk mengadakan rangkaian kegiatan OPE di Kota Solo. Tahun ini, OPE mengangkat tema Youth and Urban Governance.
Kegiatan ini berangkat dari fakta bahwa, pada banyak konteks, komunitas pemuda tidak lagi terlibat dalam lembaga-lembaga formal perkotaan. Alih-alih, mereka melakukan inisiatif gerakan yang diorganisasi secara independen, berupa kampanye dan advokasi, kegiatan peningkatan kapasitas, maupun forum diskusi untuk meningkatkan kesadaran dan merawat percakapan terkait isu tertentu. Oleh karenanya, OPE 2024 menjadi sarana bagi mahasiswa-mahasiswa DPU UCL untuk lebih mendalami bagaimana interaksi antara komunitas-komunitas kepemudaan di Kota Solo dengan pemerintah kota. OPE 2024 menyoroti peran komunitas pemuda yang dianggap sangat penting dan memastikan agar perspektif dan prioritas mereka sebagai warga diperhitungkan dalam perencanaan dan tata kelola kota serta berperan sebagai pemimpin kota di masa depan. OPE 2024 dapat dikatakan merupakan bagian dari proyek besar untuk melahirkan sebuah platform digital dimana komunitas anak muda dapat berpartisipasi dengan komunitas lain maupun dengan pemerintah kota untuk mengembangkan tata kelola kota yang lebih baik.
Oh iya, sebagai fasilitator OPE 2024, aku dan teman-teman telah melalui beberapa seleksi, loh. Mulai dari seleksi administrasi hingga Forum Group Discussion (FGD) dalam bahasa Inggris, juga pelatihan sebagai fasilitator. Betul, karena tugas kami akan membantu dalam memfasilitasi teman-teman dari London, maka kami diharuskan paham dan memiliki kecakapan bahasa Inggris yang cukup. Setelah melalui rangkaian pelatihan, kami dibagi dalam 5 (lima) kelompok dengan masing-masing kelompok akan bekerja sama dengan satu komunitas kepemudaan dan sekelompok mahasiswa UCL yang akan mencari tahu lebih lanjut tentang komunitas-komunitas kepemudaan yang sudah ditentukan. Total ada 5 (lima) komunitas yang akan bekerja sama dengan kami, yaitu Generasi Berencana (GenRe) Surakarta, Karang Taruna Joyotakan, Pemuda Penggerak, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Solo, dan Komunitas Pusat Kajian Komunitas Solo (PUKAPS).
Arrival in Solo and Group Works
Pada 30 April 2024, aku berkesempatan untuk ikut menjemput teman-teman UCL di Bandara Adi Sumarmo Boyolali bersama teman-teman Kota Kita. Kami sangat antusias dan saling berkenalan satu sama lain, termasuk dengan anggota dari kelompok 1 (satu). Seru sekali meski saat itu Solo sedang diguyur hujan deras. Teman-teman yang berasal dari Timur Tengah terlihat sangat terkesan karena mereka jarang melihat hujan yang begitu lebat. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mengantar teman-teman UCL menuju hotel, tempat di mana mereka akan menghabiskan waktu kurang lebih 10 (sepuluh) hari di Kota Solo.
Pada hari berikutnya, teman-teman UCL mempresentasikan proposal penelitian yang telah mereka buat di depan komunitas yang mereka teliti, pemerintah kota, dan tentu saja dosen-dosen mereka yang luar biasa. Setelahnya, kami kemudian berkumpul dan berkenalan lebih lanjut dan tentu saja kami juga mengenalkan perwakilan dari GenRe yang akan membantu penelitian ini. Oh iya, aku akan mengenalkan kelompok dan Berlian. Kelompok kami terdiri dari 7 (tujuh) orang mahasiswa yang berasal dari berbagai belahan dunia. Satu dosen pembimbing dari Lebanon, satu orang berasal dari India, satu orang berasal dari Kenya, satu orang dari Suriah, dan 4 (empat) orang lainnya berasa dari Tiongkok daratan. Kami berdiskusi membahas mengenai linimasa untuk mengadakan kegiatan bersama teman-teman GenRe dan banyak hal lain, termasuk kebutuhan-kebutuhan mereka untuk melakukan penelitian.
Pada pekan pertama, kegiatan kami sangat padat dengan pengambilan dan input data mentah. Dari kegiatan ini aku belajar banyak mengenai isu-isu apa saja yang sedang disoroti oleh pemerintah melalui GenRe. Ternyata, stunting menjadi isu utama dalam setiap diskusi kami. Selain itu, aku juga belajar bahwa privasi dan keaslian karya menjadi hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, loh. Bahkan UCL menyediakan lembar pernyataan bahwa penelitian ini murni dilakukan dan tidak ada campur tangan dari kecerdasan buatan dan juga ada layanan pemusnahan data responden yang dilakukan setelah penelitian selesai! Keren sekali!
Setelahnya, beberapa teman kami dari London berkesempatan mencoba hal-hal baru di Kota Solo dengan jalan-jalan, memesan makanan melalui Grab, dan menukarkan uang asing. Bahkan teman kelompokku yang berasal dari India dan Timur Tengah meminta bantuanku untuk mencarikan persewaan mobil dan pengemudi untuk mereka bisa mengunjungi Candi Borobudur yang ikonik itu.
Pekan kedua dimulai dengan wajah kami yang mulai kelelahan tapi tetap tidak menyurutkan semangat kami untuk menyelesaikan tugas. Pada pekan kedua ini, kami akan fokus untuk penyusun presentasi hasil dan masih ada beberapa kegiatan GenRe yang harus diikuti oleh teman-teman UCL. Kami berkesempatan mengunjungi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Surakarta di mana saat itu GenRe sedang mengadakan sosialisasi tentang stunting. Teman-teman di SMAN 1 Surakarta terkejut dengan kedatangan kami yang mendadak. Tak luput, kami jadi sasaran anak-anak untuk dimintai swafoto bersama. Kegiatan berjalan dengan lancar sampai kami berkumpul kembali di hotel untuk membahas mengenai presentasi akhir dan input hasil penelitian.
Namun sangat disayangkan, teman kami dari Kenya mengalami demam tinggi dan nyeri sendi di malam sebelum presentasi sehingga harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Aku, Berlian, dan dosen pembimbing kelompok kami berinisiatif untuk menemaninya di Rumah Sakit hingga mendapatkan penanganan. Kata dokter, perbedaan kebiasaan sebagai akibat dari perbedaan budaya, misalnya terkait makanan, menjadi kemungkinan penyebab teman kami sakit. Akhirnya, sementara teman-teman lain bekerja keras untuk mendesain kegiatan presentasi akhir, kami membantu teman yang sakit tersebut untuk mendapatkan perawatan di hotel dengan meminum obat yang telah diresepkan dan memastikan dia makan dengan baik.
Setelah memastikan teman kami sudah dalam kondisi baik, kami melanjutkan diskusi kelompok dan bersepakat untuk membuat presentasi dalam bentuk bermain peran! Kami membagi diri dalam beberapa peran, yaitu sebagai Duta GenRe, Forum GenRe, Perwakilan Dinas DP3P2AKB, dan masyarakat penerima manfaat. Dialog yang kami susun memuat beberapa hal yang menjadi temuan kami selama penelitian, mulai dari keluhan duta GenRe melihat banyak anak muda yang tidak mau ikut kegiatan karena malas, perwakilan dinas yang tidak memberikan mereka ruang yang lebih besar, penjelasan tentang program melawan stunting terkait siapa saja penerima manfaat dan bagaimana mereka melakukan implementasinya, dan kendala lain yang mereka hadapi sebagai suatu organisasi. Kami juga menyiapkan berbagai macam properti untuk mendukung presentasi, seperti sekotak penuh telur, banner, kertas plano berisi penjelasan-penjelasan, dan hal-hal kecil lainnya misalnya selempang duta GenRe, seragam, dan lain-lain. Tugasku tentu saja menjadi penerjemah untuk pengunjung booth kami yang merupakan anggota dari komunitas-komunitas pemuda di Kota Solo. Sementara itu Berlian bertugas menjadi MC pada kegiatan presentasi.
Presentation Day and Saying Good Bye!
Hari yang ditunggu telah tiba: final presentation! Setelah melalui persiapan yang panjang dan melelahkan, kegiatan presentasi dihadiri oleh banyak sekali komunitas kepemudaan dan perwakilan pemerintahan. Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh perwakilan dosen DPU UCL untuk menjelaskan bagaimana tata cara kegiatan presentasi ini.
Sementara kami bersiap di booth kelompok, hadirin diminta untuk secara bergiliran mengunjungi booth dan diberi waktu masing-masing 10 (sepuluh) menit untuk mendengarkan presentasi. Seru sekali! Semua orang dalam kelompok merasa sangat puas dengan hasil kerja keras kami itu. Kegiatan kemudian ditutup dengan acara talk show yang mengundang perwakilan masing-masing kelompok menjabarkan visi dan misi dari komunitas masing-masing, serta menjelaskan secara singkat hasil penelitian kelompok tersebut.
Tak lupa, Mbak Icha sebagai penanggung jawab OPE 2024 memberikan beberapa patah kata sebagai penutup rangkaian kegiatan yang luar biasa ini. Momen tersebut juga kami jadikan sebagai momen perpisahan. Sepuluh hari yang sangat luar biasa, mulai dari kebingunganku dan Berlian untuk menerjemahkan istilah bahasa Jawa, sampai saat kami berbagi makanan, jalan-jalan, dan saling mengikuti di Instagram. Momen singkat itu tidak akan terlupakan. Malam harinya kami berkumpul kembali di Rumah Banjarsari untuk farewell party. Momen tersebut juga kami gunakan untuk berbagi souvenir dan mengucapkan selamat tinggal. Kami makan dan berjoget bersama hingga larut malam dan pesta semakin seru saat hujan deras menerpa kami. Keesokannya, mereka sudah benar-benar meninggalkan Kota Solo dengan segala kenangan singkat di 10 (sepuluh) hari itu. Kami saling berpamitan di Grup WhatsApp dan berjanji suatu hari nanti kami akan bertemu kembali, di kesempatan dan di tempat yang lain. Terima kasih kalian sudah bekerja sama dengan baik dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua orang.
Janggan Aulia Agastya
Fasilitator OPE 2024