Kabar Dari Seberang: Kisah Bob

2018 menjadi tahun yang berat bagi Bob. Saat ia belum mampu meregulasi emosinya, ia melakukan kesalahan yang kemudian menjadi sesalnya. Dia divonis lima tahun penjara dan ditempatkan di LPKA.

Menjalani hidup jauh dari keluarga di tempat baru bukanlah perkara mudah. Dia harus menjalani hari- hari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan mencoba untuk memperbaiki diri sebagai jalan penyesalannya. Di tengah situasi sulit itu, Bob merasa lebih baik ketika ia diperlakukan sebagai teman dan keluarga.

Selama Bob menjalani proses hukumnya dia bertemu dengan banyak orang, mulai dari aparatur negara hingga teman yang silih berganti di LPKA. Banyak yang menyisakan kenangan baik di hatinya. Meski tak dapat dipungkiri, tetap ada yang menorehkan luka. Banyak yang menjalani hidup yang lebih keras darinya. Umur, pengalaman hidup, dan ketidakhadiran keluarga membuat banyak orang bertahan dalam posisi yang tidak mengenakkan dan menguntungkan. Ia memaklumi akan selalu ada konflik yang terjadi di sekelilingnya.

Di antara kenangan yang ia miliki, Bob menyampaikan terima kasihnya kepada pegawai Bapas, Lapas, Rutan, dan LPKA yang sudah berbuat baik padanya. Di Lapas Plantungan, mereka mau menasehati dan memberinya kepercayaan sehingga dia benar- benar merasa kemerdekaannya perlahan- lahan dikembalikan. Dia juga mengingat kakak pendamping di Sahabat Kapas yang mau menjadi temannya untuk belajar dan tertawa bersama. Terkadang dia tak bisa menyebutkan dengan satu kata tentang bentuk pertolongannya seperti apa yang dia dapatkan, tapi hatinya bisa merasa dan meyakini bahwa ada Sahabat Kapas yang menjadi bagian dari proses baiknya.

Sekarang Bob menatap masa depan dengan optimis. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menjalani hidup yang baik dan merawat cita- cita dengan niat dan usaha kerasnya.

Penulis: Evi B.

Menjaga Kota Menjaga Kita : Edukasi Perlindungan & Keselamatan Diri Anak. Upaya Pencegahan Kekerasan Pada Anak. Kolaborasi Kesatria Anak x Sahabat Kapas didukung Kota Kita

Kegiatan Roadshow dongeng di SLBB Pawestri

 

Kasus kejahatan terhadap anak semakin meningkat. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) tercatat pada rentang Januari hingga November 2023 terdapat 15.120 kasus kekerasan terhadap anak dengan 12.158 korban anak perempuan dan 4.691 korban anak laki-laki, dimana kasus kejahatan seksual menempati urutan pertama dari jumlah korban terbanyak sejak tahun 2019 sampai tahun 2023. 

Melalui program Menjaga Kota Menjaga Kita yang didukung oleh Kota Kita, Sahabat Kapas dan Kesatria Anak menggaungkan kampanye perlindungan diri dengan kegiatan workshop dan roadshow festival dongeng anak berani dengan tema “Edukasi Perlindungan dan Keselamatan Diri Anak”, dengan tujuan membekali anak–anak untuk menjaga diri dan mengenali situasi ancaman bahaya dan upaya perlindungan diri. Roadshow ini berjalan sejak November 2023 sampai Februari 2024. Kegiatan meliputi satu kali workshop yang dilaksanakan di Perpustakaan Daerah kota Surakarta dan 3 kali roadshow dongeng.

Selama kegiatan berlangsung Sahabat Kapas dan Kesatria anak  menggandeng Lembaga PPAP Seroja, Perpustakaan Ganesa, Perpustakaan Daerah Surakarta, dan SLBB Pawestri sebagai mitra. Kegiatan Menjaga Kota Menjaga Kita diikuti sebanyak 177 anak dengan rentan usia TK, SD, SMP & SMA yang tersebar di wilayah Surakarta, Sukoharjo & Karanganyar. Kegiatan ini melibatkan 30 fasilitator dari Sahabat Kapas, Rumah dongeng Kinciria dan Mahasiswa Magang UNS serta UKSW. 

Kegiatan Menjaga Kota Menjaga Kita berlangsung melalui metode edutaintment dengan aktivitas – aktivitas menyenangkan sehingga edukasi perlindungan diri mudah diterima dan dipahami anak. Aktivas tersebut berupa dongeng “Arju Si Pemberani!”, role play, bermain kartu, art craft activity, diskusi poster, gerak dan lagu. Media dan metode kegiatan merupakan hasil kajian riset yang dikembangkan oleh Kesatria anak mengenai edukasi perlindungan diri. Metode ini juga telah diimplementasikan bersama Sahabat Kapas sejak tahun 2022.

Harapan besar melalui kegiatan Menjaga Kota Menjaga Kita, anak-anak dapat terlindungi dari segala bentuk kekerasan dan kriminalitas. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki kekuatan untuk melindungi diri agar anak tumbuh sehat, aman & bahagia.

Disini, kami mengajak semua pihak yang memiliki kepedulian dengan anak. Bergandeng tangan dan saling berkolaborasi untuk dapat mempertemukan edukasi perlindungan diri ini kepada lebih banyak anak di berbagai wilayah Indonesia. 

Penulis: 

Amelia Mardiani- Mahasiswa Magang UNS periode Januari-Februari 2024

Arthur Ruswandi- Mahasiswa Magang UKSW periode Januari-Februari 2024

Memberi Sudut Pandang Baru

Saya ingin membagikan pengalaman ini karena saya tidak ingin ada Sherly-Sherly lainnya yang berpikiran buruk terhadap mereka yang pernah salah dan berkonflik dengan hukum.

Sebelum mengenal Sahabat Kapas, saya adalah orang yang sangat penakut. Ketika ada orang asing yang tiba-tiba mendekat, secara otomatis saya merasa takut dan menjadi overthinking.

Hal-hal seperti ‘apakah orang ini akan menyakiti saya? apa yang orang ini akan lakukan terhadap saya?’ sangat mungkin terlintas di pikiran saya. Padahal, apa yang saya pikirkan belum tentu terjadi.

Berdamai dengan Diri Sendiri

Setelah hampir 2 tahun berkecimpung dan belajar dengan teman-teman Sahabat Kapas, perlahan saya tahu bagaimana cara mengatasi overthinking saya tadi. Pelan-pelan saya bisa mengubah mindset yang awalnya sangat penakut, menjadi jauh lebih bisa menerima keberadaan orang lain tanpa prasangka buruk yang berlebihan.

Sejak beraktivitas di Kapas, saya tidak lagi menjadi Sherly yang tertutup akan kehadiran orang baru di sekitar saya. Kini saya menjadi orang yang mampu untuk berdamai dengan diri sendiri dan pada akhirnya membuat saya bisa lebih terbuka untuk menerima orang baru. Bahkan, saya kini berusaha menjadi sahabat dan teman curhat bagi Anak yang berkonflik dengan hukum (ABH), yang sebelumnya sama sekali belum saya kenal.

Kuncinya ternyata adalah berdamai dengan diri sendiri untuk mengubah segala mindset buruk yang sudah ada dalam pikiran.

Menjadi Orang yang Lebih Peduli

Dengan berkegiatan bersama Sahabat Kapas, saya mulai menyadari bahwa kecemasan yang saya alami terhadap orang asing terjadi karena saya belum mengenal mereka dengan baik. Buktinya, ketika saya mencoba terbuka dengan ABH pada saat kegiatan pendampingan, saya menyadari bahwa sejatinya mereka adalah orang-orang baik yang hanya belum saya kenal. Mereka sangat perhatian dan ternyata bisa diajak untuk bekerja sama.

Semakin lama, semakin saya mafhum bahwa anak-anak dampingan Kapas sejatinya adalah orang-orang baik yang tidak tahu apa potensi dirinya dan terus bergulat dengan semua masalah di masa lalunya. Saya pun menyadari bahwa mereka benar-benar membutuhkan orang yang peduli serta mau mengakui bahwa mereka mampu dan bisa melakukan hal baik di masa depan.

Rupanya banyak sekali hal yang bisa saya ambil dan pelajari dari Sahabat Kapas tentang menghadapi kehidupan sosial. Saya belajar bagaimana saya harus bersikap ketika bertemu atau berinteraksi dengan orang baru. Saya juga melatih diri bagaimana harus bersikap dan bertindak ketika menjumpai orang yang mempunyai masalah berat.

Pun saya belajar bagaimana menyikapi perilaku anak-anak yang sudah terlewat batas dan mengantarkannya ke hal-hal negatif. Mereka membutuhkan kita, saya dan Anda yang percaya bahwa selalu ada kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Membawa Semangat Sahabat Kapas di Mana pun Berada

Sudah lebih dari 3 tahun saya berhenti menjadi relawan reguler Sahabat Kapas. Sebuah keputusan yang harus saya ambil karena diterima menjadi abdi negara dan ditempatkan di luar wilayah Soloraya. Empat tahun rutin berkegiatan bersama Sahabat Kapas ternyata membuat saya berubah dalam banyak hal. Sesuatu yang baru saya sadari belakangan.

Terbiasa duduk bersama, membicarakan banyak hal bersama tim Sahabat Kapas membuat saya selalu merindukan ruang diskusi di berbagai kesempatan. Kebiasaan kecil yang ternyata menjadi amat berharga karena tidak semua komunitas mampu memberi kesempatan bertukar pikiran.

Semangat Memberi dan Berbagi 

Sahabat Kapas menjadi tempat saya belajar banyak hal. Saya yang dulu lebih memilih diam dan menyimpan gagasan liar untuk diri sendiri, berproses menjadi orang yang nyaman berbicara di depan umum. Saya yang selama seperempat abad nyaris tidak pernah terlibat kegiatan sosial, akhirnya sangat menikmati ketika mampu melakukan sesuatu untuk membantu orang lain, khususnya anak-anak dampingan Sahabat Kapas.

Semangat memberi dan berbagi yang ditumbuhkan Sahabat Kapas saya usahakan untuk terus ada di mana pun saya berada. Meskipun tidak lagi menjadi bagian inti Sahabat Kapas, saya beruntung memiliki kesempatan menjadi relawan khusus yang masih diberi kepercayaan bergerak untuk anak-anak di balik jeruji besi

Melakukan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pendampingan, dan pengawasan terhadap anak-anak yang berkonflik dengan hukum menjadi bagian penting tugas pekerjaan saya saat ini. Bukan tanpa alasan, saya yang sebelumnya selalu menolak menjadi abdi negara akhirnya mau mencoba mengikuti seleksi untuk jabatan pembimbing kemasyarakatan. Jabatan yang tidak pernah saya tahu ada sebelum menjadi relawan Sahabat Kapas. Jabatan yang sedikit banyak ikut menentukan nasib anak-anak yang berkonflik dengan hukum. 

Pemahaman bahwa penjara adalah pilihan terakhir bagi anak menjadi dasar untuk saya memberikan rekomendasi kepada anak-anak yang berkonflik dengan hukum. Pemahaman berharga yang saya dapat dari bergabung dengan Sahabat Kapas.

Sahabat Kapas telah menjadi referensi terbaik saya dalam melihat permasalahan anak yang berkonflik dengan hukum.

Tantangan yang Kami Temui

Dulu tidak hanya sekali saya dan beberapa teman di Sahabat Kapas meragukan pendampingan yang telah kami lakukan. Apakah kami telah melakukan hal yang benar? Kenapa masih saja belum ada perubahan dalam sikap dan perilaku anak dampingan? Tentu saja tidak semua pendampingan berhasil. Seringnya justru banyak kendala dan tantangan yang kami hadapi.

Ada anak yang kami harapkan mampu mencapai harapannya untuk kuliah ternyata menjadi korban penipuan karena masih bergaul dengan mantan warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang dikenalnya di lapas. Selain itu, ada anak yang masih saja belum mampu menghentikan kebiasaannya mengonsumsi minuman beralkohol padahal dukungan orang tua kami nilai sudah cukup untuk membuatnya memperbaiki perilaku. Ada pula anak yang harus merasakan penolakan masyarakat karena telah beberapa kali melakukan tindak pidana sehingga tidak mendapatkan hak integrasinya. 

Berbagai kejadian yang kami hadapi akhirnya memaksa kami untuk terus berpikir dan mencari solusi, berjejaring, membangun komunikasi dengan berbagai pihak yang memiliki kewajiban maupun kepedulian terhadap nasib anak-anak dampingan kami.

Tidak jarang kami harus mengatur emosi ketika berhadapan dengan beberapa orang yang masih saja mengedepankan ego-sektoral. Mereka yang masih melihat siapa dan bukan apa informasi yang disampaikan. Namun, kami tidak pernah membiarkan mereka mengusik tujuan kami: mencari solusi terbaik bagi anak-anak dampingan dengan memberi sebanyak mungkin pilihan.

Febi Dwi S.

Relawan Khusus Sahabat Kapas


Belajar Social Enterprise : Peningkatan Kapasitas Untuk Jadi Wirausaha Sosial

Kegiatan yang akrab disebut dengan usaha sosial ini adalah sebuah usaha atau bisnis yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah sosial dimana laba yang diperoleh semua atau mayoritas diinvestasikan untuk menjalankan misi- misi sosial tersebut. Nah Sahabat Kapas juga punya usaha sosial loh!

Melalui progam Gerobak Kopi Onjel, Sahabat Kapas menjalankan mengkolaborasikan antara skema kewirausahaan muda dan usaha reintegrasi anak pasca penjara. Keterlibatan anak dampingan Sahabat Kapas dalam melakukan usaha sosial ini, mendorong pendamping untuk lebih keras lagi dalam meningkatkan kapasitasnya untuk mengembangkan usaha sosial meskipun banyak sekali tantangan yang dihadapi.

Pada 17-20 Juni 2019 lalu, salah satu tim dari Sahabat Kapas yakni Kak Yukarisa berkesempatan mengikuti kegiatan training Active Citizen for Social Enterprise (ACSE) yang diadakan oleh British Council yang bertempat di Creative Hub Fisipol UGM. Bertemu dengan pemuda pemudi lain yang sedang maupun akan menggerakkan kegiatan usaha sosial, kak Risa bersama-sama belajar tentang bagaimana menjadi wirausahawan sosial. Dalam kegiatan tersebut banyak hal yang dipelajari antara lain pentingnya menjalankan dan mengelola usaha sosial dengan mengedepankan Unique Selling Point, dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, sosial, dan budaya. Dan yang paling penting adalah, apa visi utama yang menjadikan usaha sosial ini harus dijalankan! So inspiring! Semoga ONJEL sebagai usaha sosial Kapas bisa semakin berkembang dan bermanfaat ya!

Terima kasih untuk @britishcouncil @chubfisipol @tamboid

Picture taken by: @semenitberdua

Penghargaan Menteri Hukum dan HAM untuk Sahabat Kapas

Pada 25 Maret 2019 lalu, Sahabat Kapas diundang untuk menerima penghargaan dari Menteri Hukum dan HAM RI kepada mitra LPKA sebagai bentuk apresiasi atas dukungan dan partisipasi Kapas dalam program pemenuhan hak Anak di LPKA, khususnya LPKA Kutoarjo.

Sahabat Kapas mulai berkegiatan di LPKA Kutoarjo sejak akhir 2014 dan hingga sekarang rutin melakukan pendampingan setiap dua minggu sekali. Dengan menggunakan pendekatan psikososial, Sahabat Kapas memberikan layanan konseling, pengembangan diri, dan pelatihan ketrampilan yang bernilai ekonomis untuk anak- anak. Bekerjasama dengan petugas LPKA Kutoarjo, Sahabat Kapas juga mengembangkan instrumen yang bisa digunakan untuk memudahkan asesmen kebutuhan dan perubahan anak.

Bagi Direktur Sahabat Kapas, Dian Sasmita, penghargaan ini adalah bentuk apresiasi yang  paling tepat diberikan kepada semua tim Sahabat Kapas. “Ini semua adalah hasil dedikasi, kerja keras dan kebahagiaan individu- individu di Kapas yang mendampingi remaja- remaja di LPKA dengan penuh semangat dan cinta.”

Selain Sahabat Kapas, Menteri Hukum dan HAM RI juga memberikan penghargaan kepada lembaga perwakilan pemerintah dan organisasi masyarakat yang turut serta dalam upaya besar pemenuhan hak anak di LPKA- LPKA di Indonesia. Semoga dengan adanya penghargaan ini, sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mewujudkan pemenuhan anak di Indonesia semakin solid ke depannya.

Outbond Kita: Bersama dan Berbahagia

Menaklukan permainan dalam kegiatan outbond tidak pernah mudah. Beraktivitas dalam tim besar dengan mayoritas anak berusaha menyampaikan pendapat tentu menimbulkan frustasi tersendiri.

Selasa (23/5) lalu, Sahabat Kapas menggandeng HAMDA Consulting menggerakan lebih dari 60 anak di LPKA Kutoarjo untuk menikmati sensasi panas matahari sembari saling berlomba menaklukkan permainan dan berbagai tantangan yang super seru.

Dancing as a warming up!

Salah satu tantangan pendampingan anak di dalam Rutan/Lapas/LPKA adalah kedatangan dan kepergian anak yang cepat. Kondisi ini membuat interaksi sosial anak dengan sebayanya kurang optimal dan menyebabkan ikata antar anak kurang kuat. Padahal kedekatan anak dengan sebayanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi individu anak tersebut. Merespon situasi ini, Sahabat Kapas dengan dukungan LPKA Kutoarjomemberikan kegiatan yang merangsang komunikasi intrapersonal anak guna mendukung perkembangan anak agar tumbuh secara maksimal.

Kerjasama tim

Continue reading “Outbond Kita: Bersama dan Berbahagia”

Pengumuman Akhir Seleksi Relawan Sahabat Kapas 2017

Halo semuanya. Tidak terasa sebulan sudah Sahabat Kapas berinteraksi dengan peserta pendaftar relawan baru 2017 yang kece- kece. Setelah menjalani perkenalan dan diskusi seru bersama individu- individu yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap anak, kami dengan bahagia mengumumkan tujuh (7) individu yang akan bergabung dengan keluarga besar Sahabat Kapas. Akan tetapi kami juga merasa sedih karena belum bisa menerima semua pendaftar yang luar biasa dikarenakan semua keterbatasan kami. Namun demikian, kami berharap kita masih bisa berkolaborasi di masa yang akan datang untuk anak Indonesia yang aman dan bahagia 🙂

Created using Visme. An easy-to-use Infographic Maker.

H-2 Batas Akhir Pendaftaran Relawan Baru Sahabat Kapas 2017

Salam hangat,

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pendaftar relawan baru Sahabat Kapas 2017 yang sudah mengisi formulir. Kami sangat bersemangat melihat banyak sekali pemuda yang untuk berkontribusi kepada anak- anak, khususnya anak rentan dan anak berhadapan dengan hukum.

Kamu belum mendaftar?

Segera isi formulir dan kirimkan melalui format googledoc ini>> http://bit.ly/2miYM7f  yang sudah kami sediakan. Tinggal 2 hari lagi sebelum batas akhir pendaftaran dan kami tidak memperpanjang masa perekrutan.  Jangan lewatan kesempatan belajar banyak bersama tentang anak, pangasuhan, remaja, psikologi, hukum dan masih banyak lainnya.

Yuk! 😉

 

Open Recruitment Relawan Sahabat Kapas 2017

Ribuan anak setiap tahunnya terjerat berbagai kasus pidana. Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM mencatat pada Desember 2016 sendiri terdapat 3224 narapidana dan tahanan anak[1]. Mayoritas putusan pengadilan (memaksa) mereka tinggal di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)/Rumah Tahanan (Rutan)/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan tak jarang bercampur dengan orang dewasa.

Konsep pembinaan bagi Anak yang Berkonflik dengan Hukum (AKH) di Lapas/Rutan/LPKA belum menjangkau aspek rehabilitasi emosional dan mental anak sehingga mengakibatkan mereka rentan melakukan kenakalan kembali. Selain itu pembinaan juga masih terfokus pada upaya penjeraan tanpa memberikan ruang ekspresi dan kreasi bagi AKH. Akibatnya daya konsentrasi dan kreativitas anak stagnan, bahkan terancam mengkerdil.

Dengan mempertimbangkan situasi di atas, sejak tahun 2009 Sahabat Kapas melakukan penjangkauan untuk anak-anak yang berada di dalam Lapas/Rutan/LPKA. Sahabat Kapas adalah organisasi non-pemerintah dan non-profit yang berkedudukan di Jl. Jambu II No. 36 Pondok RT 4 RW 9 Tohudan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Sahabat Kapas dibangun, dikelola, dan digerakkan oleh pribadi-pribadi yang mempunyai kepedulian dan perhatian (care & concern) kepada Anak-anak dalam Kondisi Khusus dan Rentan (AKKR). Khususnya adalah anak-anak yang pada saat ini berada di Lapas/Rutan/LPKA, yang sering disebut dengan istilah Anak yang Berkonflik dengan Hukum (AKH).

Layanan yang diberikan meliputi layanan psikologis, pengembangan diri, pelatihan keterampilan dan dukungan reintegrasi kepada Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) di wilayah Soloraya, Lapas Klas IIB Klaten, Rutan Klas I Surakarta, LPKA Klas I Kutoarjo dan Rutan Klas IIB Wonogiri.

Sejak tahun 2013, layanan mulai berkembang ke tindakan pencegahan dengan promosi hak anak kepada masyarakat baik dewasa maupun anak. Sosialisasi antikekerasan aktif dilakukan di sekolah-sekolah Surakarta, Kec. Keningar Kab. Magelang dan Kec. Tlogolele Kab. Boyolali. Selain memberikan layanan langsung dan mengupayakan tindakan pencegahan, Sahabat Kapas turut berpartisipasi aktif dalam membangun sistem yang ramah anak melalui kebijakan di tingkat kota, propinsi maupun nasional.

Sahabat Kapas menyadari banyak pekerjaan rumah terkait dengan pendampingan dan pelayanan bagi AKH, termasuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan orangtua dan masyarakat mengenai perlindungan anak. Akan tetapi, beberapa program yang dikembangkan Sahabat Kapas mengalami kendala keterbatasan sumber daya manusia.

Sahabat Kapas mengajak kamu ambil bagian untuk mendukung terlaksananya kegiatan terkait program Sahabat Kapas dengan cara menjadi relawan. Mari bergabung di berbagai kegiatan Sahabat Kapas untuk ikut terlibat dalam pendampingan anak dalam kondisi khusus dan rentan, baik di dalam ataupun di luar Lapas/Rutan/LPKA.

Bagaimana cara menjadi relawan Sahabat Kapas? Cek persyaratannya di e flyer berikut:

Daftarkan dirimu sekarang juga! Isi formulir pendaftaran di

Jangan lewatkan kesempatan bergabung dengan kami tahun ini 🙂