Mereka yang Mendefinisikan Bahagia Lewat Film

Rentang sepuluh tahun tidak sedikit pun memudarkan ingatan saya tentang sebuah film karya anak-anak di lembaga pembinaan. Film “Cabe, Harga Sebuah Kebebasan” membuat saya lebih sungguh memaknai kebahagiaan. Siapa pernah menontonnya?

Film ini diproduksi satu dekade yang lalu, tapi masih sangat berharga untuk dijadikan pengingat tentang perlunya menyederhanakan cara untuk menikmati hidup, lewat hal-hal yang tak harus datang dari sesuatu yang besar. Ada bentuk-bentuk kebahagiaan kecil yang terlihat sepele namun nyatanya menjadi sumber sukacita.

Lewat film “Cabe, Harga Sebuah Kebebasan”, anak-anak di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Klaten menyampaikan pesan sederhana tentang makna kebahagiaan melalui kehadiran sebuah cabe sebagai teman makan. Bagi mereka, berpeluh keringat menikmati pedasnya makanan dengan cabe adalah oase yang mampu menyenangkan hati dan membuat merasa merdeka. Tawa dan kebersamaan pun ikut hadir bersamanya.

Ya, makna kebahagiaan ini didefinisikan sendiri oleh mereka yang sedang berada di tengah keterbatasan, yakni anak-anak di lembaga pembinaan yang menemukan diri mereka, secara harfiah, berada di balik jeruji besi. Mereka yang terkurung di dalam tembok-tembok yang dikelilingi menara pengawas dan kawat berduri. Di sana, mereka harus tinggal selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun di ruangan yang hampir terisolasi dan seringkali dianggap sebagai subjek yang pasif.

Film ini seolah berkata bahwa kebahagiaan tidak serumit apa yang kita pikirkan. Ia bentuknya sederhana dan beberapa sebabnya pun mudah ditemukan. Sejak hari itu, saya mendapati dua perkara; perihal definisi bahagia dan potret kehidupan anak-anak di dalam lembaga pembinaan dari sudut pandang berbeda.

Untuk kamu yang ingin tahu lebih jauh tentang film “Cabe, Harga Sebuah Kebebasan”, cerita di belakang lensa bisa dibaca di sini dan film utuhnya bisa ditonton di sini. Selamat menonton dan setelahnya ceritakan definisi bahagia versimu, ya!

-Aprilia Kusuma-

Kabar dari Seberang: Pertama untuk Adinda

Children workshop bersama Kesatria Anak, Kota Kita dan Sahabat Kapas di Perpustakaan Daerah Surakarta.

Halo! Adinda here. 

Aku adalah relawan Sahabat Kapas 2023 yang baru saja menamatkan studi pascasarjana di salah satu universitas di Solo. Tahun lalu, pertemuan dengan Sahabat Kapas menorehkan  banyak pengalaman pertama dalam hidupku. 

Aku bergabung dengan Sahabat Kapas sejak September 2023. Awalnya, motivasiku bergabung didasari keinginan untuk menambah pengalaman berinteraksi dengan remaja serta mengisi kekosongan pada semester akhir masa studiku.

Setelah beberapa bulan berkegiatan bersama Sahabat Kapas, apa yang aku dapatkan ternyata melampaui keinginan awalku. Banyak hal-hal yang tidak pernah kubayangkan kulakukan akhirnya terwujud bersama Sahabat Kapas. Dulu, setiap kali ditanya “Sudah pernah jadi pembicara?” “Sudah pernah bekerja di luar kota?” “Sudah pernah konseling dengan siapa selain mahasiswa?” jawabanku selalu berupa gelengan kepala. 

Namun siapa sangka, Sahabat Kapas mengubah semua gelengan menjadi anggukan. 

Menjadi relawan Sahabat Kapas memberiku pengetahuan serta pengalaman untuk menjadi konselor remaja di LPKA. Untuk pertama kalinya saya juga berkesempatan menjadi seorang pembicara, menjalani pekerjaan di luar kota, serta ikut andil dalam menyusun rancangan kegiatan dan materi program.

Bersama Sahabat Kapas aku bertumbuh. Sahabat Kapas adalah tempat pertama yang membuat aku merasa diberdayakan dan potensiku  dioptimalkan.Di dalam organisasi, semua orang saling membantu, saling melengkapi, dan mengasah keberanian diri. Tidak ada penghakiman karena semua hal bisa dibicarakan. Di Sahabat Kapas kata pertama bukan lagi ketakutan melainkan keberanian. Keberanian untuk mencoba, bertumbuh, dan menciptakan kepercayaan diriku. Tangan dan hatiku ingin menjadi seringan kapas untuk membantu. Cara berpikirku ingin seperti bentuk kapas yang mudah menyesuaikan dengan berbagai kondisi. 

Dengan berbekal pengalaman pertamaku bersama Sahabat Kapas, aku semakin mantap untuk mengamalkan ilmuku. 

 

Adinda Ratna relawan konselor Sahabat Kapas