Keseruan Seleksi Relawan Baru Sahabat Kapas 2017

“Saya tahu (Kapas) dari TV pas saya SMA. Saya lihat mbak Dian mendapatkan penghargaan di Kick Andy.” (Inta, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret)

Inta, salah satu peserta seleksi relawan baru Sahabat Kapas menyampaikan jawabannya saat ia ditanya mengenai darimana ia mengetahui tentang Sahabat Kapas. Sontak, semua peserta tergelak mendengar jawaban dari perempuan muda yang baru menjalani  kuliah dua semester di UNS ini. Seleksi relawan baru Sahabat Kapas yang berlangsung sejak Jumat hingga Minggu (7-9) April 2017 berlangsung seru!

Selama tiga hari, 36 dari 64 pendaftar yang lolos seleksi administrasi mengikuti seleksi tahap ke-2 yang berupa diskusi terfokus. Dalam kesempatan tersebut, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk bertanya lebih jauh mengenai profil Sahabat Kapas dan program & kegiatan yang dilakukan oleh Sahabat Kapas.

Dalam sesi diskusi, peserta secara kelompok membahas mengenai isu skala prioritas dan komunikasi dalam individu & organisasi. Mereka juga antusias menganalisis kasus anak yang dilemparkan kepada mereka. Peserta yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda memberikan warna tehadap dinamisasi kelompok.  Peserta saling melempar pendapat, beberapa kali berselisih, namun pada akhirnya mereka dituntut untuk menyetujui satu resolusi bersama. Tantangan ini menambah serunya diskusi dalam kelompok.

Akhirnya purna sudah seleksi tahap ke-2 relawan baru Sahabat Kapas. Satu lagi tahap yang harus dilalui untuk akhirnya lolos sebagai relawan reguler. Tim Sahabat Kapas sangat terkesan dengan energi, pengetahuan dan antusias semua peserta pendaftar dan berharap bisa bekerjasama dengan para insan yang mempunyai perhatian besar kepada anak.

Peserta yang lolos seleksi tahap ke-3 akan diumumkan di website ini dan kepada semua peserta 😉

Sttt, Sahabat Kapas Kedatangan Tamu…

Di bulan-bulan yang tiap harinya hujan hampir tak pernah absen, keberkahan pun mendatangi Sahabat Kapas. Kantor Sahabat Kapas yang berlokasi di Colomadu kembali kedatangan teman-teman aktivis kampus. Jika beberapa waktu sebelumnya teman-teman yang berkuliah di Kota Gudeg, Yogyakarta yang datang berkunjung, 11 Desember 2014 lalu giliran teman-teman dari UNS lah yang datang.

Rombongan yang datang kali ini adalah teman-teman dari Sekolah Aktivis yang merupakan program dari UKM FOSMI FH UNS. Teman-teman dari Sekolah Aktivis ini rata-rata adalah mahasiswa Semester 1 Fakultas Hukum UNS. Walau hujan dengan riangnya mengguyur kota Solo, namun tak mampu memadamkan semangat mereka untuk belajar dengan Sahabat Kapas.

Tik, tok, tik, tok . . Jarum jam terus melaju pada porosnya. Tim Sahabat Kapas sudah siap dari sebelum pukul 16.00 WIB. Camilan lezat sudah tersaji di atas piring. Rintik hujan sudah sedikit mereda, namun angin masih tak sungkan menggoyang-goyangkan dahan dan ranting pepohonan. Teman-teman dari Sekolah Aktivis masih belum datang juga. Pukul 16.30 WIB belum terlihat juga batang hidung salah satu dari mereka. Hingga jam menunjukkan pukul 17.10 WIB, iring-iringan motor dengan pengendaranya yang bagaikan kelelawar (karena memakai jas hujan) akhirnya berhenti di depan pintu kantor Sahabat Kapas. 10731006_990919734254942_7649334665178645999_nKami menyambut teman-teman dari Sekolah Aktivis dengan suka cita. Mengajak mereka masuk ke kantor agar tidak kedinginan karena sebagian dari mereka basah terkena hujan. Ucapan maaf mereka lantunkan karena keterlambatannya. Dengan mempersilakan mereka duduk dan menjamu dengan makanan yang telah tersaji, menjadi jawaban dari permintaan maaf.

Untuk memulai acara, ada pembukaan dan perkenalan. Teman-teman dari Sekolah Aktivis pun menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya ke kantor Sahabat Kapas. Teman-teman yang dinobatkan sebagai calon aktivis tersebut ingin belajar tentang aktivitas sosial. Walaupun basic dari UKM FOSMI adalah UKM keagamaan, akan tetapi diperlukan ilmu-ilmu yang lain untuk mendukungnya, terutama ilmu keaktivan sosial. Mereka perlu belajar untuk menumbuhkan rasa sosial. Karena para aktivis pastilah dilengkapi dengan jiwa sosial yang tertanam kuat dalam jiwa dan hatinya. So, dengan berkunjung ke Sahabat Kapas harapannya jiwa sosial mereka bisa lebih terpupuk dengan suplemen-suplemen yang diberikan dari pengalaman-pengalaman Sahabat Kapas.

Perbincangan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan timbal balik. Setelah dipancing-pancing, akhirnya teman-teman dari Sekolah Aktivis yang masih terlihat polos dan pendiam itu bertanya juga. Bahkan sekali bertanya, feedback bisa berkali-kali. Dan satu pertanyaan menjadi motivasi dan lecutan bagi teman-teman yang lain untuk mengajukan pertanyaan. Penggalian demi penggalian informasi yang dilakukan teman-teman dari Sekolah Aktivis sangat dalam. Namun kumandang adzan maghrib memecah sunyinya senja yang hanya diisi oleh suara titik-titik hujan. Diskusi pun dihentikan sementara agar teman-teman bisa segera melakukan sholat dan kembali melanjutkan pertanyaan yang masih mengganjal di hati.

Diskusi awal dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan terkait awal mula inisiatif membentuk Sahabat Kapas. Pertanyaan yang diajukan menjurus pada keterangan yang harus dijawab oleh Mbak Dian (Direktur Sahabat Kapas). Tentang jiwa sosial yang besar dari teman-teman Sahabat Kapas. Hingga akhirnya muncul pertanyaan tentang kegiatan-kegiatan Sahabat Kapas di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Klaten hingga kegiatan yang merupakan kerja sama dengan UNICEF.

Teman-teman dari Sekolah Aktivis memenuhi ruang tamu Kantor Sahabat Kapas
Teman-teman dari Sekolah Aktivis memenuhi ruang tamu Kantor Sahabat Kapas

Ada satu pertanyaan dari seorang teman dari Sekolah Aktivis mengenai pendanaan Sahabat Kapas. Apakah ada donatur tetap yang selalu memberikan donasi atau bagaimana strukturnya. Saat itu Mbak Dian dengan santai menjawab, “Donatur Sahabat Kapas adalah Tuhan. Tuhan yang memberi uang sampai saat ini kami bisa berkegiatan.” Teman-teman terlihat tercengang dan kaget mendengar jawabannya. Keterangan-keterangan yang dibagikan oleh Sahabat Kapas justru menjadi celah untuk teman-teman Sekolah Aktivis mengajukan pertanyaan yang lebih mendetail lagi. Sampai juga pada kegiatan fundrising Sahabat Kapas yang terkenal dengan #OnJail.

Saking asyiknya berdiskusi, waktu pun berjalan sangat cepat tanpa terasa. Jam sudah menunjukkan pukul 19.45 WIB. Diskusi pun ditutup. Teman-teman Sekolah Aktivis terlihat sangat puas dengan diskusi ini. Di luar masih terlihat rintik hujan yang turun dari langit yang gelap. Pemberian kenang-kenangan pun tidak terlupa. Sesi foto-foto juga tak mau ketinggalan. Teman-teman dari Sekolah Aktivis pun berpamitan dan meninggalkan kantor Sahabat Kapas dengan suka cita. Semoga sedikitnya waktu untuk belajar ini dapat mendatangkan banyak manfaat bagi sekitar dan lebih dapat lagi menumbuhkan rasa sosial dalam jiwa teman-teman. Tidak ada yang sia-sia dari ilmu yang dibagikan kepada sesama.

Ditulis oleh N. Yukamujrisa (Relawan Sahabat Kapas).

Foto diambil dari facebook Sahabat Kapas : Solidaritas Kapas

Selamat Datang Teman-teman KAHAM

“Ndri, nanti kita jemput di kampus ya anterin ke kantor Sahabat Kapas, aku atas nama KAHAM UII mau diskusi sama Sahabat Kapas tapi kita ga apal jalan.”

Sms dari seorang mahasiswa UII tersebut membuat bersemangat. Yeay! Diskusi artinya menambah ilmu baru…

Tanggal 26 November 2014 lalu Sahabat Kapas kedatangan belasan mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang tergabung dalam UKM Klinik Advokasi dan Hak Asasi Manusia (KAHAM). Ternyata, teman-teman yang mayoritas berkuliah di Jurusan Hukum di Kota Gudeg ini berasal dari berbagai kota di Indonesia. Bukan hanya dari Pulau Jawa lho, ada juga yang berasal dari Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Jam 17.00 WIB teman-teman mahasiswa ini baru tiba di kantor Sahabat Kapas yang homey bersamaan dengan hujan yang sangat lebat. Eits, tapi tak berarti hujan itu menghalangi semangat tim Sahabat Kapas untuk menyambut teman-teman KAHAM ini ya…

Diskusi dimulai setelah teman-teman muslim melakukan sholat maghrib berjamaah. Di dalam diskusi ini pada intinya kami membicarakan tentang: “memenjarakan anak sama dengan pelanggaran HAM”. Teman-teman KAHAM sudah sangat paham tentang apa saja hak yang seharusnya melekat pada diri seseorang. Bahkan, teman-teman KAHAM juga berbagi pengalaman saat mendampingi korban dari pelanggaran HAM, yang menjadi pengetahuan baru bagi tim Sahabat Kapas. Diskusi menjadi lebih menarik ketika Mbak Dian, direktur Sahabat Kapas, menceritakan pelaksanaan pemenuhan hak anak di lapas/rutan yang belum optimal. Hal ini membuat diskusi semakin hidup dengan berbagai tanya jawab yang menarik untuk disimak. Banyak pengetahuan baru yang kami dapatkan.

Pada saat diskusi berlangsung, sederhana tapi bermakna
Pada saat diskusi berlangsung, sederhana tapi bermakna.

Diskusi dilakukan dengan santai, tapi justru itu lah yang membuat suasana jadi tidak canggung. Bahkan, semakin malam suasana semakin asik sampai rasanya tak ingin mengakhiri diskusi hari itu. Namun teman-teman KAHAM harus langsung pulang ke Yogyakarta. Akhirnya, diskusi ditutup dengan ucapan terima kasih serta pemberian kenang-kenangan dari Sahabat Kapas untuk teman-teman KAHAM.

Mbak Dian (kanan) memberikan kenang-kenangan kepada teman-teman KAHAM yang diwakili oleh ketua KAHAM UII.
Mbak Dian (kanan) memberikan kenang-kenangan kepada teman-teman KAHAM yang diwakili oleh ketua KAHAM UII.

Setelah itu kegiatan diakhiri dengan foto bersama…

Teman-taman KAHAM dan Tim Sahabat Kapas
Teman-taman KAHAM dan tim Sahabat Kapas.

Ditulis oleh Dyah Indria Kusuma W. (Relawan Sahabat Kapas)

Foto diambil dari facebook Sahabat Kapas : Solidaritas Kapas

Sosialisasi Anti Kekerasan Bersama Forum Anak Punggawan

Masih dalam hari yang sama dengan kegiatan di Kecamatan Serengan, Minggu, 9 November 2014, Sahabat Kapas kembali berkegiatan dengan Forum Anak Kelurahan Punggawan. Kegiatan kali ini melibatkan peserta dari RW 4-6 Kelurahan Punggawan. Kegiatan berlangsung sejak pukul 15.00-17.30 WIB di aula SMK Bina Mandiri Indonesia. Hal yang membedakan kegiatan ini dengan kegiatan minggu sebelumnya adalah kegiatan ini diikuti oleh tokoh masyarakat (TOMA) dan ibu-ibu PKK Kelurahan Punggawan.

10419492_981921351821447_7604802986420915931_n

Judul dari kegiatan ini adalah Penguatan KLA dalam Pencegahan KDRT dan Teman Sebaya bagi TOMA, Pengurus FA dan PKK Menuju Punggawan Sebagai Kelurahan Layak Anak Tahun 2015. Hmm, panjang sekali yaaa…

Tim Sahabat Kapas sempat khawatir kegiatan ini akan dibatalkan karna hujan deras mengguyur Kota Solo sejenak sebelum acara dimulai. Akan tetapi, kekhawatiran ini ternyata tidak menjadi kenyataan. Meskipun harus menunggu beberapa saat hingga peserta ramai berkumpul, kegiatan tetap terlaksana sesuai rencana.

Setelah acara pembukaan oleh para TOMA, perwakilan ibu-ibu PKK serta perwakilan Forum Anak Kelurahan Punggawan, acara inti segera dimulai. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok TOMA dan ibu-ibu PKK serta kelompok anak-anak. Diskusi dengan kelompok TOMA dan ibu-ibu PKK dipimpin oleh Mbak Dian Sasmita, sedangkan untuk diskusi kelompok anak-anak dipimpin oleh tim relawan Sahabat Kapas.

10431529_981921218488127_959684968887966976_nAnak-anak terlihat sangat antusias mengikuti berbagai games perkenalan yang membuat suasana yang awalnya canggung menjadi lebih cair. Melalui berbagai games yang dimainkan, mereka mulai berani menyuarakan pendapat dan pemikiran mereka. Alhasil, mereka dengan semangat melakukan permintaan tim Sahabat Kapas untuk memetakan jenis kekerasan yang pernah mereka saksikan maupun alami, serta menggambarkan lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah impian mereka. Bahkan mereka terlihat enggan mengakhiri tugas yang diberikan karena terlalu asyik berdiskusi dan menggambar.

Presentasi hasil diskusi oleh anak-anak dari Kelurahan Punggawan
Presentasi hasil diskusi oleh anak-anak dari Kelurahan Punggawan

Hasil diskusi dari kelompok anak-anak dipresentasikan di depan kelompok TOMA dan ibu-ibu PKK dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Interaksi yang terjadi antar dua kelompok diskusi tersebut diharapkan dapat menjadi jembatan bagi anak-anak dan orangtua untuk bisa memulai komunikasi yang jauh dari kekerasan.

Ditulis oleh Febi Dwi S. (Relawan Sahabat Kapas).

Foto diambil dari facebook Sahabat Kapas : Solidaritas Kapas.

Biarkan Gambar yang Berbicara

Percaya nggak kalau gambar bisa bicara? Bahkan bisa mengalahkan kata-kata?

Hanya dengan sebuah gambar, kita bisa lebih mengekspresikan sebuah fenomena daripada harus dengan menguraikan begitu banyak kata. Nggak percaya? Check it out!!

???????????????????????????????

Tak, tak, tak…

Tidak lupa belajar sudut pengambilan gambar juga…

Kalau sudut pengambilan gambarnya dari bawah gini, keliatan pada bantet yeee :p

Okeeee, next…

Satu per satu dari kami mulai mencoba menggunakan kamera DSLR.

???????????????????????????????   ???????????????????????????????

Tak kenal maka tak sayang… So, kita kenalan dulu nih sama macam-macam kamera yang bisa kita gunakan. Mulai dari kamera yang gede tu kayak di atas, sampai kamera pocket macam ini…

???????????????????????????????

Beginilah kami, belajar tidak harus di dalam kelas dan duduk di bangku kayu. Di mana pun kita bisa terus belajar dan selalu menggali potensi…

Gambar bisa menjadi satu sarana yang tepat untuk menyebarkan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat tanpa harus melempar suara di jalan-jalan. Satu gambar bisa merepresentasikan beribu bahkan berjuta kata.

Hanya dengan gambar kita bisa mengekspresikan kebahagiaan yang kadang kala tidak ada kata atau kalimat yang mampu menjelaskannya…

???????????????????????????????

Fokuss, fokuss… Mari kita cari titik fokusnyaaa…

Dalam mengambil gambar, harus ada pesan yang akan kita sampaikan dari gambar itu. Nahh, agar pesan bisa tersampaikan tanpa mengurangi komposisi gambar dan tetap enak dipandang, kita harus cari fokusnya ya…

Daaan, ternyata tidak mudah untuk menemukan titik fokus itu teman!

???????????????????????????????

Seru bukan kegiatan dalam diskusi selapanan di hari Minggu, 12 Oktober kemarin…

Weekend bukan berarti kita “tidur” belajarnya kan teman? Di samping bersenang-senang di akhir pekan, ambil setiap kesempatan untuk bisa tetap belajar dan menambah ilmu. Jangan pernah mengizinkan ruang, waktu ataupun usia membatasi proses belajarmu!

???????????????????????????????

Salam dari Sahabat Kapas!

Tunggu kami di info kegiatan Sahabat Kapas selanjutnya yaaa…

Ditulis oleh N. Yukamujrisa (Relawan Sahabat Kapas)

Nonton Bareng dan Diskusi bersama FA Punggawan dan Kelompok 13 KKN UNS

Diskusi Film
Diskusi Film

Satu minggu lalu, tepatnya hari Minggu, 10 Agustus 2014, Sahabat Kapas dan Forum Anak Punggawan bersama Kelompok 13 KKN UNS mengadakan kegiatan nonton bareng dan diskusi. Kegiatan ini bertempat di Aula SMK Marsudirini Punggawan Solo.

Pukul 16.00 WIB, kegiatan yang diselenggarakan untuk menyambut Hari Remaja Internasional yang diperingati setiap tanggal 12 Agustus ini dimulai. Suasana Aula SMK Marsudirini ramai oleh anak-anak dari Forum Anak Punggawan yang menamai diri mereka Pandawa, beberapa tokoh masyarakat di wilayah Kelurahan Punggawan, relawan Sahabat Kapas, dan kakak-kakak dari Kelompok 13 KKN UNS.

Acara dimulai dengan beberapa sambutan dan permainan yang bertujuan agar seluruh peserta bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan sore itu. Tidak ada lagi peserta yang jaim dan malu-malu ketika Mas Febri dan Mbak Bungsu, relawan Sahabat Kapas, mengajak mereka bernyanyi dan menggerakkan badan.

Film berjudul “Luput, Mat!” dan “Buku untuk Sahabat” yang diputar sore itu berhasil menarik perhatian seluruh peserta. Tawa dan celetukan komentar tentang film tersebut terdengar selama film diputar. Dua film tersebut diambil dari Kompilasi Film Jalan Remaja dari Komunitas Kampung Halaman.

Diskusi Film 1

Selesai nonton film, peserta diajak berdiskusi tentang film tersebut. Dari diskusi yang berlangsung, semakin jelas bahwa peserta memperhatikan cerita dari kedua film yang diputar dan mampu mengaitkannya dengan lingkungan mereka sehari-hari.

Peserta dibagi jadi 4 kelompok dan dinamai sesuai dengan Hak Anak, yaitu Hak Hidup, Tumbuh kembang, Perlindungan dan Partisipasi. Lalu, masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat yel-yel untuk menunjukkan kekompakan dan kreativitas mereka. Waktu dua menit yang diberikan untuk membuat yel-yel memaksa masing-masing anggota kelompok untuk kreatif. Hasilnya, yel-yel unik dari tiap kelompok membuat suasana semakin seru.

Selanjutnya, masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan masalah yang ada di lingkungan sekitar peserta. Dari diskusi ini, terungkap beberapa masalah di lingkungan sekitar anak terkait Hak Hidup, Tumbuh kembang, Perlindungan dan Partisipasi. Masalah tersebut adalah tentang masih minimnya pemberian ASI yang merupakan hak bayi (Hak Hidup), rokok & miras yang telah menjadi hal wajar di kalangan anak-anak dan nongkrong di jam belajar (Tumbuh Kembang), bullying di lingkungan rumah dan sekolah (Perlindungan), serta masih minimnya partisipasi anak dalam pemilihan jurusan sekolah atau kuliah (Partisipasi).

Luar biasa, peserta yang berusia sekitar 10 – 18 tahun sudah mampu menemukan masalah di lingkungan sekitarnya. Bahkan, tidak hanya menemukan masalah. Mereka juga mampu mengungkapkan penyebab dari masalah tersebut dan menemukan solusi yang mungkin diambil. Proud of them!

Ternyata, dari kegiatan sederhana, kita bisa mendapatkan banyak informasi dari anak mengenai permasalahan mereka, ya. Kita jadi bisa mendengar dan akhirnya memahami permasalahan mereka. Serunya, kita juga bisa mendiskusikannya untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah mereka. Kalau kegiatan dalam format diskusi berkelompok seperti ini masih terkesan terlalu sulit untuk dilakukan, kita bisa kok mengajak anak untuk ngobrol santai saat makan bersama atau nonton TV, misalnya. Selipkan pertanyaan-pertanyaan tentang keseharian mereka di sekolah, apa saja kegiatan yang mereka lakukan bersama teman-teman mereka, dsb. Jadi, untuk para orang tua dan orang dewasa, yuk jaga komunikasi efektif dengan anak agar kita semakin memahami permasalahan anak.

 

Ditulis oleh Febi (Relawan Sahabat Kapas)