Saya merupakan relawan magang di Sahabat Kapas. Baru sebulan saya mengikuti program relawan magang ini sejak bergabung pada akhir bulan Juni 2015 lalu. Kegiatan saya di Sahabat Kapas diawali dengan orientasi dan kegiatan administratif di kantor Sahabat Kapas. Hingga yang paling berkesan, saat saya diberi kesempatan untuk berkegiatan di Lapas.
Rabu, 8 Juli 2015, ketika umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa, Sahabat Kapas mengadakan buka bersama dengan anak-anak di Lapas Klaten. Hari itu pula saya untuk pertama kalinya berkesempatan masuk ke dalam Lapas. Saya bertugas sebagai pembawa acara buka bersama tersebut. Saat menerima tugas tersebut, saya pun bingung akan bagaimana, ini pertama kalinya dan langsung ditunjuk menjadi pembawa acara.
Perasaan yang saya rasakan menjelang detik-detik mengetuk pintu gerbang lembaga pemasyarakatan tersebut……… campur aduk. Setelah Pegawai Lapas menyambut kami dengan ramah, rasa takut atas bayang-bayang sel tahanan beserta penghuninya sedikit sirna. Saya beserta teman-teman relawan pun diantar petugas naik ke aula Lapas yang berada di lantai 2. Di sana, saya melihat anak-anak sedang melihat ke luar jendela. Sayup-sayup saya mendengar celetukan salah seorang anak, “Angin e bedo ya neng jero sel karo neng jobo sel (anginnya berbeda ya di dalam dan di luar sel).” Kalimat sederhana yang membuat saya sadar bahwa kebebasan itu mewah. Kalimat sederhana yang mungkin akan ditertawakan orang, tetapi memiliki arti mendalam bagi mereka.
Relawan-relawan lain sempat bercerita mengenai penyebab anak-anak tersebut sampai di dalam Lapas, bagaimana latar belakang keluarganya dan bagaimana lingkungannya. Cerita-cerita tersebut membuat mata saya terbuka bahwa ternyata anak-anak tersebut adalah korban. Korban dari tidak terpenuhinya hak-hak mereka. Korban orang-orang dewasa yang tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pengasuhan yang tepat dan kesempatan untuk tumbuh kembang yang baik.
Kaget, prihatin, simpati, takut dan bingung harus bertindak seperti apa. Itulah perasaan saya ketika pertama kali melihat anak-anak dan setelah mendengar cerita dari Relawan Sahabat Kapas. Bertemu mereka dalam kesempatan berbuka puasa bersama di aula ini, merupakan momen bagi saya mengenal ‘dunia lain.’ Membuka mata saya dan meruntuhkan segala pandangan takut, seram dan stigma-stigma lain terhadap mereka di masa lalu.
Segala yang saya lakukan di dalam Lapas saat kunjungan adalah pertama kalinya bagi saya. Cerita yang bisa saya bagikan kepada ayah dan adik saya, sekaligus mengajarkan pada mereka untuk saling menghormati dan menghargai orang lain, dimanapun mereka berada.
Anak-anak ini membutuhkan uluran tangan kita sebagai dewasa yang bijak guna masa depan mereka. Saat ini saya dan seorang teman relawan magang sedang dalam proses belajar bersama mereka, belajar mengenai hidup dan kehidupan. Kami harap hal-hal baik akan datang dalam kegiatan kami sehingga dapat berguna bagi teman-teman.
Ditulis oleh Kuswendari Listyaningtri H. (Relawan Magang Sahabat Kapas), diedit oleh Bungsu Ratih P. R. (Relawan Sahabat Kapas).
Published by