Menabur Benih Cinta untuk Anak-Anak LPKA

Oleh Denis Kusuma

(Sekretaris dan Keuangan Sahabat Kapas)

 

Ketika Anda memberi, entah perhatian, waktu, tenaga, uang pada orang yang membutuhkan, Anda sedang menabur benih cinta, dan cinta tak pernah gagal.

(Rum Martani)

 

Kutipan cantik dari buku Karena Hidup Sungguh Berharga karya Rum Martani tersebut menjadi bekal aktivitas saya hari ini. Mengawali aktivitas pukul empat dini hari, setelah melaksanakan doa pagi dan bersiap-siap, saya bergegas menuju titik kumpul keberangkatan di Stasiun Balapan Solo. Pagi ini saya bersama relawan Sahabat Kapas lainnya akan melakukan perjalanan menuju Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kutoarjo. Kami harus menempuh kurang lebih 2,5 jam perjalanan dengan kereta dan dilanjutkan mengendarai angkutan umum untuk sampai tujuan.

Setiap dua minggu sekali secara rutin, saya dan relawan Sahabat Kapas lainnya melakukan kegiatan pendampingan di LPKA Kutoarjo. Saat ini, di satunya-satunya lapas khusus anak di Jawa Tengah tersebut menampung kurang lebih 70 narapidana anak yang berusia antara 14 hingga 18 tahun. Berdasarkan data pendampingan Sahabat Kapas, pada 2016, 70% dari anak yang menjalani hukuman di LPKA Kutoarjo melakukan tindak pidana asusila, sisanya melakukan tindakan pencurian, penganiayaan, penggunaan obat-obatan terlarang, hingga kasus pembunuhan.

Terlepas dari kesalahan yang mereka lakukan, di mata kami, mereka tetaplah seorang anak. Mereka adalah anak-anak yang rindu berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya, rindu untuk bermain, bersenda gurau, dan tertawa bersama. Namun demikian, tak banyak dari mereka yang bisa dijenguk secara rutin oleh anggota keluarganya. Tak heran, kehadiran Sahabat Kapas selalu ditunggu oleh anak-anak LPKA. Mereka mengaku menantikan saat-saat bermain games bersama kami, menanti buku-buku yang kami bawa, foto yang selalu tak lupa mereka minta dicetakkan sekadar untuk dipasang di dinding kamar mereka, hingga diskusi-diskusi seru bersama kami.

Hari ini kami berdiskusi seputar tradisi puasa serta lebaran di keluarga dan daerah mereka masing-masing. Kami juga berdiskusi mengenai tantangan-tantangan yang mereka hadapi selama menjalankan ibadah puasa di LPKA. Beragam cerita disampaikan oleh anak-anak LPKA kepada kami, mulai dari masakan khas, seperti menu wajib lontong opor dan sambal goreng, permainan membunyikan petasan, tradisi menaikkan lampion, hingga berziarah ke makam leluhur. Bahkan, anak-anak tak segan bercerita bagaimana mereka secara sembunyi-sembunyi membeli es teh di warung agar tidak ketahuan orang tua. Seru, lucu, dan pastinya berkesan.

Meski seru, tidak semua anak mau merespons kami dengan baik dan kami sangat memahami tindakan tersebut. Kehidupan mereka yang keras, tak jarang di jalanan membuat mereka kehilangan rasa simpati. Mereka tidak mudah percaya pada seseorang. Bahkan, mungkin mereka tidak biasa menerima bentuk perhatian lebih seperti yang kami berikan. Berangkat dari hal inilah Sahabat Kapas berusaha setidaknya bisa menjadi teman bagi mereka. Kami ingin menjadi teman bermain, berbagi cerita, dan yang terpenting adalah mempersiapkan mereka ketika nanti tiba saatnya mereka harus kembali ke masyarakat. Bagi anak-anak LPKA tak mudah menghadapi stigma masyarakat terhadap status mereka yang mantan narapidana. Kondisi ini yang kerap membuat mereka kembali ke lingkungan komunitas mereka dahulu, karena hanya di sana mereka merasa bisa diterima. Sungguh sangat disayangkan memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita.

Meski tak banyak yang kami lakukan namun kami percaya, ketika kami berangkat dengan ketulusan hati untuk memberi entah itu perhatian, tenaga, materi, kami sedang menabur benih cinta, dan sekali lagi bahwa cinta tak pernah gagal. Demikian yang saya dan Sahabat Kapas harapkan untuk anak-anak di LPKA Kutoarjo, semoga benih cinta yang kami tabur boleh bertumbuh di hati mereka. Terlepas sebesar apapun kesalahan yang mereka perbuat, tetap akan ada kesempatan untuk mereka berubah menjadi yang lebih baik.

Inilah yang membuat kami tetap semangat untuk terus menabur benih cinta dan melakukan semuanya dengan sukacita….

You Might Also Like

Published by

admin

Sahabat Kapas adalah organisasi nonpemerintah dan nonprofit, yang berkedudukan di Karanganyar, Jawa Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.