“Selamat pagi, adik-adik!”, sapa para relawan Sahabat Kapas di hari Minggu yang cerah, 1 Februari 2015 lalu, kepada puluhan anak yang telah berkumpul di depan kantor Sahabat Kapas. Anak-anak dengan kisaran usia 4-8 tahun tersebut adalah anak-anak yang tinggal di sekitar kantor Sahabat Kapas. Mereka berkumpul untuk melihat pertunjukan boneka dalam acara Dongeng Si Aksa yang diadakan oleh para relawan Sahabat Kapas.
Acara tersebut bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak mengenai anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Harapannya, hal ini dapat menghindarkan anak-anak dari kemungkinan menjadi pelaku maupun korban perbuatan asusila yang dilakukan oleh orang dewasa maupun teman sebaya.
Konsep sosialisasi dengan sasaran anak-anak dibuat berbeda dari sosialisasi yang pada umumnya dilakuan untuk orang dewasa. Oleh karenanya, konsep Pentas Boneka Tangan dan menonton film dilakukan dalam sosialisasi tersebut. Melalui penyampaian dengan media yang dekat dengan anak-anak, maka target dan tujuan yang diharapkan pun bisa lebih mengena.
Acara inti dimulai dengan menonton film “Kisah Si Aksa” dan “Kisah Si Geni” produksi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) didukung oleh UNICEF, yang menceritakan tentang bagaimana seharusnya anak bereaksi terhadap orang yang tidak dikenal, bagian-bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, serta bagaimana cara yang harus dilakukan ketika ada yang menyentuh di bagian yang seharusnya tidak boleh disentuh tersebut. Dengan gambar yang menarik serta alur dan bahasa yang mudah dipahami, anak-anak mampu mencerna maksud dari kedua film tersebut.
Acara dilanjutkan dengan dongeng dan tanya jawab bersama anak-anak dengan menggunakan boneka tangan yang dilakonkan oleh relawan Sahabat Kapas. Dongeng pertama Si Aksa tersebut berkisah tentang anggota tubuh mana yang boleh dan tidak boleh dilihat maupun disentuh orang lain, himbauan untuk tidak buang air kecil di depan umum sehingga anak-anak tidak membuka celana mereka di depan umum, dan cara meminta tolong ketika ada orang yang menyentuh anggota tubuh yang tidak boleh disentuh.
Karakter boneka yang lucu dan sangat dekat dengan anak-anak mendorong anak-anak untuk lebih aktif berpartisipasi ketika sesi tanya jawab berlangsung. Anak-anak manjadi tergelitik dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Si Aksa, salah satu karakter dalam Dongeng Si Aksa, hingga akhirnya mereka menyampaikan hal-hal penting yang berhubungan dengan pengalaman mereka mengenai sentuhan aman.
Anak-anak semakin bersemangat ketika Si Aksa meminta mereka maju ke depan dan menunjukkan anggota-anggota tubuh mana saja yang termasuk dalam anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh. Dari hasil kegiatan sederhana tersebut, terlihat jelas bahwa sebagian besar anak-anak sudah memahami anggota tubuh mereka, siapa saja yang boleh dan tidak boleh melihat maupun menyentuh beberapa anggota tubuh mereka, serta bagaiamana cara meminta tolong ketika ada orang yang menyentuh anggota tubuh yang tidak boleh disentuh.
Data yang didapatkan dari kegiatan tersebut akan menjadi bahan untuk Sahabat Kapas komunikasikan kepada para orang tua anak-anak yang tergolong rentan menjadi korban maupun pelaku tindakan asusila. Besar harapan dari Sahabat Kapas agar nantinya tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban maupun pelaku dari perbuatan yang tidak baik. Termasuk perbuatan asusila dan kekerasan seksual yang akan mengancam masa depan anak-anak Indonesia.
Salam.
Ditulis oleh N. Yukamujrisa (Relawan Sahabat Kapas)
Foto diambil dari facebook Sahabat Kapas : Solidaritas Kapas.
Published by