Belajar Membuat Boneka
Mbak Dian, apa kabar? Mbak saya dan komunitas saya IIDN dan IIDB jogja dan bandung ada acara di jogja tg 4, kalau Mbak Dian mau ikutan , hayu atuh….nanti saya daftarin he he …atau kalau Mbak ga bs, saya jg gpp kok k tempat Mbak, saya bawa mobil dengan adik saya, bahan2 boneka siap aj , mana tau ada yang mau blajar,,,,sukses Mbak …..
Tanggal 17 Januari 2014, pesan tersebut datang dari seseorang yang meski belum lama kami kenal, namun terasa sangat dekat dan akrab. Beliau adalah Bu Retno atau yang akrab disapa Bu Enno, perempuan hebat asal kota Bandung yang menawari kami untuk belajar bersama membuat boneka dengan warga binaan Lapas Klaten. Wajah berbinar membaca pesan singkat tersebut, satu lagi dermawan yang mau berbagi.
Gayung bersambut, dengan beberapa persiapan, akhirnya rencana tersebut tereksekusi pada tanggal 5 Februari 2014. Bu Enno yang kala itu sedang dalam misi bersama komunitasnya di Jogja menyempatkan diri mampir ke Klaten untuk mengisi kursus singkat membuat boneka. Awalnya kami mengusulkan kegiatan ini untuk anak anak, akan tetapi, saat itu ada kegiatan lain yang juga melibatkan sebagian besar anak-anak. Kami pun menawarkan kegiatan ini untuk warga binaan dari blok perempuan.
Akhirnya, empat orang anak dan delapan warga binaan dari blok perempuan berminat mengikuti kegiatan pembuatan boneka siang itu. Ruangan langsung ramai dengan suara bersin atau batuk. Ternayata bahan boneka yang berbahan bulu-bulu banyak bertebaran. Upst! Kami terlupa tidak membawa masker. Tapi tetap antusias karena penasaran dengan hasil akhir jahitan.
Memotong pola dan menjahit bukan pekerjaan baru. Ketekunan menyelesaikannyalah yang menjadi tantangan. Hanya dengan jarum jahit, benang dan gunting, tak ada mesin. Menarik! Banyak pola dan bentuk yang dibuat, mulai dari tempat tisu bentuk angsa, boneka gurita, dan berbagai bentuk lainnya.
Satu persatu langkah pembuatan boneka kami lakukan. Banyak pertanyaan dari warga binaan yang selalu dijawab dengan sabar oleh Bu Enno. Cara Bu Enno memberikan contoh pembuatan boneka membuat kami semakin semangat menyelesaikan boneka buatan kami. Bahkan beberapa warga binaan perempuan yang awalnya terlihat kurang tertarik, perlahan menjadi tekun mengerjakan boneka mereka.
Sesekali Bu Enno mengingatkan, bahwa hal terpenting dalam pembuatan boneka bulu adalah latihan, latihan, dan latihan. Seringnya latihan akan membuat boneka bulu buatan tangan ini menjadi rapih dan bernilai jual tinggi. Bu Enno meyakinkan warga binaan bahwa keterampilan membuat boneka dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan uang ketika nantinya mereka kembali ke masyarakat. Bahkan Bu Enno bersedia membantu jika memang nantinya warga binaan berminat memulai usaha pembuatan boneka bulu.
Kurang lebih tiga jam kami belajar membuat boneka bersama Bu Enno. Kegiatan terpaksa kami akhiri karena Bu Enno harus segera pulang ke Bandung. Warga binaan yang terlihat masih asyik mengerjakan boneka mereka, langsung bertanya kapan lagi kegiatan membuat boneka bisa dilanjutkan. Menyenangkan sekali melihat mereka sangat antusias. Semoga kegiatan positif ini bisa terus kami lanjutkan di waktu mendatang.
Terima kasih Bu Enno untuk ilmu dan keterampilan yang telah ditularkan kepada kami.
Published by